Alang Alang
(Imperata cylindrica (L.)Beauv.)
Sinonim :
Lagurus cylindricus L. , Imperata arundinacea Cirillo.
Familia :
Poaceae
Uraian :
Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang:
rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat,
pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian;
berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran
12-80 cm. x 35-18 cm. Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup,
panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga
1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur
melebar, silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5
mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih
kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi.
Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu berbunga : Januari -
Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya: Di Jawa tumbuh pada
ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah
tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah
yang habis dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas
terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. Tumbuhan ini
dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif
tinggi. Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang
dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat,
berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menuyebabkan penurunan pH tanah.
Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan
adanya korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri
(Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung);
Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak);
Eurih (Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan,
Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis);
Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon). NAMA ASING: Cogon grass,
satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New
Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru (Barakau, Central Province). Philippines:
kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet-mei.
Cambodia: sbö':w. Laos: hnha:z kh'a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee
(Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c [or] tranh. NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma;
rimpang alang-alang
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah,
penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di samping itu dapat digunakan pula
dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja
singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf.
Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk
pengobatan kurap. EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang alang-alang
berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit
(Na,K,Cl) urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan
dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga
alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik
yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik:
Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat
menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis,
herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta
herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun
Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis
(mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan
perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa
dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut
pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica,
Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian
sesuai aturan, praktis tidak toksik. Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual,
adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi pada
penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya
serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak
langsung.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Hanya akarnya (rimpang) yang digunakan untuk pengobatan
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Sebagai peluruh air seni:
49 buah rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah
dengan 2 gelas air dan dididihkan hingga volume air tinggal 1 gelas, disaring,
kemudian diminum 2 kali sehari.
Demam karena buang air kecil berdarah:
1 sendok penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa
potong tang kwe (daging buah beligu setengah matang yang dibuat manisan kering)
dalam dua gelas sampai airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari.
Air kencing akan normal dan suhu badan turun.
"Zwartwaterkoorts" (Bld):
Minum air rebusan akar alang alang sebagai teh.
Komposisi :
Akar: metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang
ter.diri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol,
kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin,
p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asam isoklorogenat, asam
p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat, asam
sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan
5-hidroksitriptamin. Dari hasil penelitian lain terhadap akar dan daun
ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3',4',7-trihidroksi flavon,
2',3'-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol. Suatu turunan flavonoid yang
kemungkinan termasuk golongan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H,
flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut dalam
etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar
alang-alang ditemukan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon,
flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.
No comments:
Post a Comment