Daun Senna
(Cassia angustifolia Vahl.)
Sinonim :
--
Familia :
Uraian :
Semak rendah, tinggi sampai 1,5 m. Daun majemuk menyirip
genap (tanpa anak daun ujung), mempunyai 3-7 pasang helai, menyempit atau
membulat, hijau terang hijau kekuningan. Bunga lengkap dan sempurna,
berbilangan lima, bersimetri tunggal. Kelopak memiliki 5 daun kelopak. Daun
mahkota kuning dengan urat coklat, 5 buah, susunan sirap. Benang sari memiliki
bagian steril (staminodia). Buah elips lebar, kadang bentuk ginjal, pipih, buah
masak pecah, panjang 4-7cm dengan lebar 2 cm, biji 6- 10 perbuah.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Fraksi polisakarida daun Cassia
angustifolia yang diuji dengan allogenic tumor Sarcoma-180 pada mencit, berefek
positif dalam penghambatan pertumbulian Sarcoma-180. Senosida A dalam tubuh
akan mengalami suatu reaksi hidrolisis enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora
usus (Entamoeba coli) menjadi rein antron. Rein antron merupakan suatu senyawa
yang menginduksi sekresi air dan mencegah reabsorpsi air dalam saluran
pencernaan, sehingga dapat digunakan dalam upaya penyembuhan konstipasi akut .
FARMAKOLOGI KLINIK Waktu aksi senna berkisar antara 8-10 jam, sehingga
sebaiknya diminum pada waktu malam. Senosida dapat menghilangkan keluhan
konstipasi pasien (irritable bowel syndrome). Pada dosis terapi tidak ditemukan
adanya gangguan kebiasaan waktu defekasi; dapat melunakkan tinja dan
meningkatkan kecepatan transit makanan dalam kolon melalui peningkatan gerakan
peristaltik. Senosida sedikit diserap pada bagian atas saluran gastrointestinal.
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN Pada penggunaan jangka panjang atau penggunaan yang
salah akan berakibat pada kehilangan elektrolit (terutama ion kalium) serta
dapat menjadi penyebab albuminuria, hematuria, deposisi pigmen pada mukosa usus
dan kerusakan pada myenteric plexus. KONTRA INDIKASI Illeus, kerusakan usus,
stenosis, atoni, radang, colonopathics, appendisitis, status dehidrasi,
konstipasi kronik, wanita hamil, dan menyusui, serta anak anak di bawah umur 10
tahun. INTERAKSI Adanya interaksi dengan glikosida jantung (digitalis,
strophanthus) dapat terjadi peningkatan ekskresi ion kalium. Pada hipokalemia
(karena penggunaan laksatif angka panjang), dapat terjadi peningkatan efek obat
antiaritmia (seperti misaInya kinidin). Penggunaan dengan obat lain yang menginduksi
terjadinya hipokalemia seperti tiazida, adrenokortikosteroid atau Liquiritiae
Radix dapat memacu timbulnya ketidak seimbangan elektrolit. TOKSISITAS Daun
senna dapat menyebabkan kesakitan dan dermatitis. Gejala utama yang timbul
akibat overdosis adalah diare yang hebat, sehingga ada kemungkinan kehilangan
cairan dan elektrolit.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Digunakan pada upaya mengatasi sembelit (sebagai
"urus-urus"), ambeien, setelah operasi rektalanal, pengosongan
lambung sebelum foto rontgent; sebelum dan sesudah operasi abdominal.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk upaya mengatasi sembelit:
Digunakan suatu ramuan yang terdiri dari daun senna, daun
iler, daun kaki kuda masing?masing ¼ genggam, daun saga manis dan daun jintan
masing-masing 1/5 genggam, daun meniran 1/6 genggam, daun papaya, rimpang kunyit 1/4 jari, rimpang temulawak ½ jari, klembak 3/5 jari, asam trengguli 2
jari, gula enau 3 jari. Masing-masing dicuci, dipotong- potong dan direbus
dengan air sebanyak 4 gelas, sehingga
tinggal separohnya; setelah dingin disaring, kemudian diminum, 3 kali sehari, ¾
gelas .
Komposisi :
Daun dan biji mengandung glikosida antrasena yaltu senosida
A,B,C,D,E,F; glikosida rhein, sejumlah kecil aloeemodin, musilago (10%),
flavonoid (turunan kaemferol), glikosida naftalena, isoramnetin, asam
krisofanat, senakrol, senapikrin, katartomanit, ß-sitosterol.